GOWA.Buser Fakta Pendidikan.Com
Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Sulawesi Selatan mengecam keras tindakan pengeroyokan yang menimpa seorang jurnalis di Kabupaten Gowa. FPII mendesak Polres Gowa segera mengusut tuntas kasus tersebut dan menangkap para pelaku.
“Kasus ini adalah bentuk kekerasan yang tidak bisa ditolerir dan merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers. Kami minta kepolisian bergerak cepat, jangan main-main,” tegas Ketua FPII Setwil Sulawesi Selatan, Rizal Bakri, Jumat (29/8/2025).
Peristiwa terjadi pada Rabu, 27 Agustus 2025, saat korban tengah meliput pembongkaran tembok di Perumahan BTN Bukit Manggarupi, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Dengan izin resmi dari pihak developer, korban merekam jalannya pembongkaran. Namun tiba-tiba sekelompok orang mendatanginya. Korban dipukul, ponselnya dirampas, dan rekaman liputan dipaksa dihapus. Akibat insiden tersebut, korban mengalami luka-luka.
Ironisnya, salah satu pelaku berinisial Hartati bahkan mengaku sebagai aparat berpangkat Kompol, meski korban sudah menyampaikan bahwa liputan dilakukan atas izin pihak developer.
Korban telah melaporkan kejadian ini ke Mapolres Gowa, sebagaimana tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP/B/928/VIII/2025/SPKT/POLRES GOWA/POLDA SULSEL.
“FPII akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, sehingga segala bentuk kekerasan, intimidasi, maupun penghalangan kerja jurnalistik adalah tindak pidana. Polisi harus segera menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik pengeroyokan ini,” tegas Rizal Bakri.
Lebih jauh, FPII Sulsel menyerukan kepada seluruh insan pers di Sulawesi Selatan untuk tetap solid dan bersatu melawan segala bentuk kekerasan. Rizal menegaskan, kasus ini harus menjadi perhatian serius aparat penegak hukum demi menjamin keselamatan dan keamanan jurnalis dalam menjalankan tugasnya. (Red)
