Iklan

Diduga Angkut Penumpang Gelap, KM Kelud Rute Jakarta–Batam–Belawan Rugikan Negara

Senin, 23 Juni 2025, Juni 23, 2025 WIB Last Updated 2025-06-24T06:44:09Z

 


"Parahnya lagi, penumpang KM Kelud ke Belawan semua teriak. Pasalnya, para calon penumpang mau beli tiket ke loket Pelni Batam habis dan kosong. Tetapi di tangan calo banyak tiket, karenanya calon penumpang kejar calo, tetapi harganya mencekik leher. Kepada media ini para penumpng mengaku bayar Rp 500 - 600 ribu/orang ke Belawan, sementara dari Tanjung Periok Jakarta hanya Rp 275 ribu/orang."


Batam, Buserfaktapendidikan.com


Kapal Motor (KM) Kelud milik PT Pelni yang melayani rute Tanjung Periok Jakarta–Batam–Tanjung Balai Karimun–Belawan diduga mengangkut sejumlah penumpang gelap dalam pelayaran terbarunya. Dugaan tersebut mencuat setelah adanya laporan dari beberapa penumpang yang mencurigai banyaknya penumpang yang tidak memiliki tiket resmi, Minggu 22 Juni 2025


KM Kelud berangkat dari Pelabuhan Tanjung Periok pada Jumat, 20 Juni 2025 pukul 21.05 WIB dan tiba di Pelabuhan Bintang 99 Batam pada Minggu dini hari, 22 Juni 2025 sekitar pukul 03.00 WIB, setelah menempuh perjalanan sekitar 30 jam. Kapal tersebut kemudian bersandar selama 6 jam di Batam sebelum melanjutkan pelayaran menuju Tanjung Balai Karimun dan Belawan, yang diperkirakan memakan waktu sehari semalam lagi.


Informasi yang dihimpun dari sumber di lapangan menyebutkan bahwa penumpang gelap tersebut tidak tercatat secara resmi dan diduga menyetor uang kepada oknum tertentu di kapal, sehingga hasilnya tidak masuk ke kas negara. Praktik seperti ini dinilai sangat merugikan keuangan negara, khususnya dalam pengelolaan angkutan laut di bawah Kementerian BUMN.


"Kalau benar uang dari penumpang gelap itu tidak masuk ke negara, ini sudah jelas merugikan. Negara punya kapal, negara juga yang harus menerima pendapatannya, bukan individu tertentu," ujar seorang penumpang yang enggan disebutkan namanya.


Penumpang lain juga mengeluhkan lambatnya sistem perjalanan kapal milik Pelni tersebut. "Perjalanan terasa lambat dan tidak efisien. Sekarang teknologi sudah maju, tapi sistem di kapal ini masih seperti zaman dulu. Harusnya bisa lebih cepat dan modern," tambahnya.


Para penumpang berharap agar pihak terkait, termasuk Kementerian BUMN dan aparat penegak hukum, segera mengusut dugaan adanya permainan dalam pengelolaan penumpang di KM Kelud. Mereka menegaskan bahwa sebagai aset negara, kapal milik Pelni harus diawasi ketat agar seluruh pendapatannya transparan dan masuk ke kas negara secara utuh.


Penumpang yang di Dek 2, 3 dan 4 KM Kelud sungguh memprihatinkan, mereka berdesak-desakan dan tidur di gang-gang jalan sempit. Penumpang itu khususnya penumpang yang masuk dari Pelabuhan Bintang 99 Batam, yang menurut keterangan yang dihimpun dari sejumlah penumpang di dalam KM Kelud mengatakan, bahwa mereka bayar tiket yang diperoleh dari calo dengan harga bervariasi antara Rp 500 -600 ribu/orang. Ternyata tidur di lantai.


Kendati saat ini PT Pelni memberikan keringanan terhadap penumpung dengan memberikan diskon. Sementara penumpang dari Batam tak satupun merasakan khususnya di luar penumpang Kelas. Penumpang Kelas kepada media ini mengakui mendapat diskon dan membayar hanya Rp 550 ribu/orang. Oleh karena itulah diminta PT Pelni pusat dan pihak terkait lainnya turun tangan ke Pelni Batam untuk mengusut tuntas segala bentuk permainan tiket di Batam tersebut.


Pihak Pelni hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan ini. (Redaksi)



Komentar

Tampilkan

  • Diduga Angkut Penumpang Gelap, KM Kelud Rute Jakarta–Batam–Belawan Rugikan Negara
  • 0

Terkini