Iklan

Perjalanan Wali Kota Bekasi ke China: Diduga Proyek Besar di Baliknya

Selasa, 09 Desember 2025, Desember 09, 2025 WIB Last Updated 2025-12-10T06:19:50Z

 


Kota Bekasi, Buserfaktapendidikan.com


Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Kepala Dinas Perkimtan Widayat Broto Hardi dan Sekretaris Dinas Perkimtan Yoerika Octora, resmi bertolak menuju Tiongkok, Rabu (10/12/2025). Lawatan ini berlangsung hingga 14 Desember 2025, sementara roda pemerintahan diserahkan kepada Wakil Wali Kota Harris Bobihoe sebagai PLH.


Tujuannya tampak sederhana dan mulia: mengunjungi Jinluo Water Co. Ltd di Provinsi Shandong untuk menjajaki teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan air bersih dan limbah modern.


Izin dari Mendagri hingga Gubernur sudah dikantongi. Namun, izin dari warga Bekasi tampaknya masih tergantung di “nomor antrean ke-10”.

Warga hanya bisa berceloteh lirih:

“Air di rumah masih kecil, tapi rombongan sudah sampai China duluan.”

Delegasi Mini, Agenda Maksimal

Rombongan hanya terdiri dari tiga orang: Wali Kota, Kepala Dinas, dan Sekdis. Komposisi kecil yang justru mengirimkan sinyal besar. Dalam dunia pemerintahan, rombongan mini sering berarti satu hal: diskusi lebih leluasa, saksi lebih sedikit, dan pembahasan lebih strategis.


Pesannya seolah berbunyi: “Ini perjalanan super fokus. Fokus pada air… dan mungkin fokus pada proyek besar yang menanti.”

Teknologi yang dijajaki bukan main-main:

– pengolahan limbah modern

– sistem air bersih cerdas

– hingga konsep infrastruktur multiyear yang anggarannya bisa “menetes” seperti air 

terjun

Semua selaras dengan selera Kota Bekasi: proyek skala besar dan panjang.


Drama Air dari Negeri Tirai Bambu

Jinluo Water Co. Ltd berbasis di Linyi, Provinsi Shandong, dengan kantor pusat di Jinluo Science and Technology Park, Bancheng Town. Perusahaan ini dikenal sebagai pemain teknologi air dan limbah yang cukup agresif ekspansi ke negara lain.


Namun bagi warga Bekasi, pertanyaannya sederhana: “IPAL di RW saja belum rampung, kok sudah loncat ke teknologi China?”


Bayang-bayang masa lalu pun muncul.

Bekasi pernah menggandeng perusahaan China untuk proyek waste-to-energy (sampah listrik)—yang pada akhirnya macet di tengah jalan. Kisah itu membuat warga bertanya-tanya:


Apakah kali ini proyeknya akan mengalir lancar, atau justru menjadi sungai keruh yang tak pernah sampai ke laut?

Mengapa Hanya Perkimtan?

Pertanyaan ini paling sering muncul.

Secara teknis, Perkimtan memang mengurusi infrastruktur air, limbah, dan permukiman. Namun dalam politik pemerintahan:


Jawaban teknis sering kali adalah bungkus rapi dari jawaban sebenarnya.

Jika benar ada megaproyek pengolahan air atau IPAL skala kota, maka Perkimtan memang menjadi “pintu masuk”-nya. Dan jika proyeknya bernilai besar, maka semakin masuk akal mengapa rombongan diperkecil.


Air Mengalir, Anggaran Mengikuti

Perjalanan keluar negeri biasanya menjadi pembuka rangkaian panjang:

1. penjajakan

2. MoU

3. feasibility study

4. kontrak

5. dan akhirnya… anggaran jumbo mengalir

Semuanya mengalir dari Tiongkok ke Bekasi, kadang lebih jernih dari sungai, kadang lebih keruh dari got ketika hujan besar.


Warga pun hanya bisa menunggu sambil berharap: “Kalau teknologi canggih mau dibawa pulang, jangan lupa… mulai dari tekanan air di rumah dulu.”

Karena di akhir cerita, satu hal tetap berlaku: Di Bekasi, kalau air saja bisa keruh, apalagi proyek. (Redaksi)

Komentar

Tampilkan

  • Perjalanan Wali Kota Bekasi ke China: Diduga Proyek Besar di Baliknya
  • 0

Terkini