
Kota Bekasi – Buserfaktapendidikan.com
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di SMP Negeri 30 Kota Bekasi menuai sorotan. Pasalnya, pihak sekolah diduga mewajibkan pembelian seragam untuk murid baru kelas VII dengan harga mencapai antara Rp1.5 hingga 1,8 juta per murid. Kebijakan ini dinilai sangat membebani orang tua murid dan menjadi perbincangan hangat, Jumat (22/8/2025).
Tidak diketahui alasan pihak sekolah, khususnya Kepala SMPN 30 Kota Bekasi, Sumiyati MPd, menetapkan harga seragam setinggi itu. Orang tua murid bahkan menilai harga tersebut seolah menggunakan bahan mewah, sehingga jauh melampaui standar wajar. Meski demikian, para orang tua enggan memprotes karena khawatir berdampak pada anak mereka yang baru diterima di sekolah tersebut.
Sebagai perbandingan, SMP Negeri lain di Kota Bekasi umumnya mematok harga seragam di kisaran Rp700 ribu hingga Rp900 ribu per murid. Angka itu terpaut jauh dengan biaya seragam di SMPN 30 yang hampir dua kali lipat lebih mahal.
SMPN 30 sendiri diketahui memiliki total 945 murid dengan 23 rombongan belajar (rombel), terdiri dari 316 murid kelas VII, 317 murid kelas VIII, dan 312 murid kelas IX.
Kontroversi ini semakin mencuat karena sebelumnya, Gubernur Jawa Barat telah menginstruksikan larangan penjualan seragam di sekolah negeri, dengan alasan agar orang tua bebas membeli langsung di pasaran. Kebijakan tersebut didukung pula oleh Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto. Namun, instruksi tersebut dinilai tidak diindahkan, bahkan beredar dugaan seragam di SMPN 30 dijual melalui koperasi sekolah.
Sekjen DPP LSM Forkorindo , Timbul Sinaga SE, mendesak Inspektorat dan Wali Kota Bekasi untuk meminta pertanggungjawaban Kepala SMPN 30. “Harga seragam Rp1,5 hingga 1,8 juta per murid ini sangat memberatkan dan menyalahi instruksi larangan penjualan seragam. Kami minta masalah ini segera diusut,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala SMPN 30 Kota Bekasi, Sumiyati MPd, belum bersedia memberikan keterangan resmi. Saat dikonfirmasi, ia mengarahkan wartawan menemui Humas sekolah bernama Wahyu, namun keberadaan yang bersangkutan juga tidak diketahui. (Pas/Red)