
Bandung. Buser Fakta Pendidikan.Com
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Sukamiskin menekankan pembinaan kemandirian warga binaan yang berkontribusi pada ketahanan pangan, baik untuk kebutuhan internal maupun nasional. Program ini meliputi budidaya sayuran seperti kangkung dengan sistem hidroponik dan pengembangan melon menggunakan teknologi smart farming.
Ketua Presidium Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Dra. Kasihhati bersama Pengawas Dewan Pers Independen (DPI) Adv. Lilik Adi Gunawan, S.H., melakukan kunjungan ke Lapas Kelas I Sukamiskin pada Rabu (13/8/2025). Rombongan diterima langsung oleh Kalapas Sukamiskin, Fajar Nur Cahyono, yang menjabat sejak 23 Januari 2025 menggantikan Wachid Wibowo.
Menurut Fajar, pembinaan kepribadian di Lapas diarahkan untuk membentuk mental dan watak warga binaan agar bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Adapun pembinaan kemandirian bertujuan memberikan keterampilan yang dapat digunakan setelah bebas.
“Hasil panen program ketahanan pangan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan di dalam Lapas, tetapi juga berpotensi disalurkan ke masyarakat dan menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak,” ujar Fajar.
Lapas Sukamiskin memanfaatkan lahan kosong untuk menanam kangkung hidroponik serta mengembangkan melon di greenhouse dengan sistem pemantauan otomatis suhu, kelembaban, dan nutrisi. Menurut Fajar, langkah ini mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar sekaligus berkontribusi pada program ketahanan pangan nasional.
Ka KPLP Lapas Kelas I Sukamiskin, Prayogo Mubarak, menambahkan bahwa selain pertanian, Lapas memiliki bengkel kerja yang mengelola kegiatan percetakan buku register, budidaya jamur tiram, dan barbershop. Bengkel kerja di Lapas Sukamiskin telah ada sejak 1924 dan terus berkembang sebagai sarana pendidikan keterampilan bagi warga binaan.
Prayogo menegaskan, bengkel kerja bukan sekadar pengisi waktu, melainkan kegiatan produktif yang berorientasi pada pembinaan dan pasar. “Warga binaan dipilih secara selektif untuk dilibatkan, dan hasilnya diharapkan bermanfaat setelah mereka bebas,” katanya.
Dra. Kasihhati mengapresiasi program ketahanan pangan di Lapas Sukamiskin yang dinilainya memberikan manfaat ganda — bagi warga binaan dan masyarakat. Sementara itu, Adv. Lilik Adi Gunawan menekankan pentingnya kolaborasi dengan media agar informasi program pembinaan dapat tersampaikan luas.
“FPII siap berkolaborasi dan membangun sinergi dengan Lapas Sukamiskin untuk mendukung program pembinaan dan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.(Red)