
Bekasi, Buserfaktapendirikan.com
Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMKN 4 Kota Bekasi tengah menjadi sorotan. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa kepala sekolah diduga tidak transparan dalam pengelolaan dana BOS, baik kepada guru maupun kepada orang tua siswa.
Beberapa guru mengungkapkan bahwa selama ini mereka tidak pernah dilibatkan atau diberikan informasi rinci mengenai alokasi dan penggunaan dana BOS di sekolah. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan ketidakpuasan di kalangan internal sekolah. "Kami tidak pernah tahu detailnya, bahkan untuk sekadar mengetahui berapa jumlah dana yang diterima dan untuk apa saja digunakan," ungkap salah satu guru yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, orang tua siswa juga mengeluhkan minimnya informasi terkait penggunaan dana BOS. Sesuai ketentuan, sekolah seharusnya menyediakan papan informasi yang memuat rincian alokasi dan penggunaan dana BOS sebagai bentuk transparansi publik. Namun, hingga kini, papan informasi tersebut tidak pernah terlihat di lingkungan SMKN 4 Kota Bekasi.
Ketidaktransparanan ini menimbulkan kekhawatiran adanya potensi penyalahgunaan dana BOS, yang seharusnya digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Menanggapi isu ini, sejumlah pihak mendesak agar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat segera melakukan audit dan pemeriksaan terhadap pengelolaan dana BOS di SMKN 4 Kota Bekasi. Transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana publik menjadi keharusan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Anehnya, SMK Negeri 4 Kota Bekasi ini daftar siswa di Dapodik sebanyak 1065. Sementara data laporan BOS tercatat jumlah siswa sebanyak 1066. Penerimaan dana BOS per-siswa Rp1.810.000.00 atau per-bulan Rp150.833.00/siswa. Namun, sangat disayangkan tidak ada Papan Informasi Publik untuk penggunana Dana BOS tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepala sekolah SMKN 4 Kota Bekasi belum memberikan klarifikasi resmi terkait tudingan tersebut. Sebab, Felicia Humas SMK Negeri 4 ini janji ketemu Jumat 2 Mei 2025 dan ketika dihubungi ke sekolah sang Humas tidak berada di sekolah.
Selain itu, belakangan ini sesuai keterangan yang diperoleh, bahwa SMK Negeri 4 Kota Bekasi itu telah merekrut beberapa media yang berlangganan dan rekrutmen itu dinilai pilih kasih. Pihak sekolah hanya memilih media yang diduga bisa berkolaborasi yang notabene tidak mengungkap berita jika ada masalah di sekolah itu, demikian keterangan yang dihimpun. (Red)