OKU Timur , Buserfaktapendidikan. Com
Hingga pertengahan Mei 2025, serapan anggaran belanja Pemerintah Kabupaten OKU Timur masih tergolong rendah. Dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp2,271 triliun, realisasi belanja baru mencapai Rp474,11 miliar atau sekitar 20,87 persen.
Sementara itu, sisi pendapatan daerah mencatat realisasi sebesar Rp605,42 miliar dari target Rp2,245 triliun, atau sekitar 26,96 persen. Data ini berdasarkan laporan per 15 Mei 2025 dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, capaian OKU Timur masih tertinggal. Kabupaten Sumbawa Barat, misalnya, sudah merealisasikan pendapatan daerah hingga 46,96 persen. Adapun Kabupaten Ciamis mencatat realisasi belanja tertinggi di angka 33,42 persen.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) OKU Timur, Agustian Pahrimale, S.H., M.H., mengakui bahwa rendahnya serapan belanja daerah ini disebabkan oleh sejumlah faktor teknis dan kebijakan nasional.
"Penundaan proses lelang dan efisiensi anggaran akibat kebijakan pusat pada Februari lalu sangat memengaruhi. Namun saat ini kami terus berupaya melakukan percepatan, mulai dari lelang, penandatanganan kontrak, hingga pelaksanaan pekerjaan,” jelas Agustian saat dikonfirmasi pada Jumat (16/5).
Menurutnya, idealnya hingga akhir Mei, serapan belanja sudah berada di kisaran 33 persen, mengingat target tahunan dibagi rata sebesar 8,33 persen per bulan.
"Jika kita ingin mencapai target nasional, maka di bulan Juni serapan sudah harus menembus angka 50 persen. Kami optimis karena berbagai kegiatan sudah mulai masuk tahap tender dan pengajuan tagihan,” tambahnya.
Terkait capaian kabupaten lain yang lebih tinggi, Agustian menyebut perbedaan strategi dan waktu pengesahan APBD menjadi salah satu penyebab ketimpangan capaian. Meski demikian, ia menegaskan bahwa OPD di OKU Timur telah diminta mempercepat pelaksanaan kegiatan agar serapan anggaran lebih optimal.
